Pohon Gaharu Masuk Deretan Komiditi Unggulan
NUNUKAN-Bupati Nunukan Drs Basri sedang gencar-gencarnya
menggalakkan masyarakat untuk gemar menanam. Selain membantu program
penghijauan lingkungan, aktivitas menanam berbagai jenis tanaman,
digadang-gadang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.
“Saya sendiri suka menanam. Bahkan jauh sebelum menjadi bupati. Hal
ini saya lakukan bukan untuk mengejar keuntungan. Tapi bagaimana memberi
contoh kepada masyarakat bahwa kegiatan menanam itu banyak manfaatnya,”
ungkap bupati di sela-sela launching penanaman perdana Kebun Bibit
Rakyat (KBD) di Desa Binusan, pagi kemarin (17/2).
Lanjut bupati, pemerintah daerah memberi kebebasan yang
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memilih jenis tanaman yang
digemari untuk dikembangkan. Entah itu pohon sawit, kakao, karet, gaharu
atau tanaman lain yang dianggap cocok untuk masyarakat itu sendiri.
Disampaikan, komoditi unggulan Nunukan masih dipimpin perkebunan
kelapa sawit. Disusul kakao, pohon karet dan pohon gaharu.
“Jadi
silahkan masyarakat memilih tanaman apa yang paling cocok dan dianggap
sesuai untuk dikembangkan. Kalau seperti pohon gaharu ini, saya kira
dihalaman rumah pun kita bisa tanam. Yang penting gemar menanam dulu,”
ajaknya.
Pria kelahiran Maros, Sulsel ini, turut terobsesi mengembalikan
kejayaan Kecamatan Sebatik sebagai daerah penghasil kakao. Sementara
Kecamatan Lumbis, pemerintah berkeinginan menghidupkan kembali
pengembangan kopi unggulan di wilayah III tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun)
Nunukan Ir Ady Karsono menjelaskan, KBR merupakan program pemerintah
berbasis pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan. Program ini
disasarkan untuk pemulihan kondisi daerah aliran sungai yang kritis.
“Program ini dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat.
Bibit tanaman hasil KBR ini digunakan untuk merehabilitasi hutan dan
lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan,” terangnya.
Lanjut diuraikan, pada tahun anggaran 2011 lalu, jumlah kelompok
masyarakat yang terpilih mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 50 juta
sebanyak 8 unit. Meliputi, 2 unit di Kecamatan Nunukan, 4 unit di
Kecamatan Nunukan Selatan, dan Kecamatan Sebatik Barat 2 unit.
Satu unit kelompok KBR wajib menyediakan 50.000 batang bibit. “Tahun
lalu, dari 8 unit KBR penerima bantuan, tersedia kurang lebih 400.000
batang bibit yang terdiri dari 93.000 bibit gaharu, 250.000 bibit karet,
40.000 batang jabon dan sisanya 17 batang bibit MPTs,” urai Ady. “Bibit
yang bersumber dari KBR berasal dari biji. Bukan okulasi, tempelan atau
sambungan,” tambahnya melengkapi.
Dalam kesempatan yang sama ketua kelompok KBR Karya Pemuda, H Senong
mengungkapkan, bentuk perhatian pemerintah dibidang perkebunan sudah
mulai terlihat. Bahkan pembangunan jalan tani sudah direalisasikan.
Namun sayang, pembangunan jalan tani tersebut tidak terlalu maksimal
pengerjaannya. Dia kemudian meminta, dinas kehutanan lebih menegasi
rekanan kerja kontraktor untuk memperbaiki kualitas kerja.
Adapula diantara kalangan petani yang hadir kemarin menyampaikan,
mereka umumnya sangat membutuhkan lampu penerangan. “Walaupun kami
tinggal di hutan, kami juga ingin punya lampu (listrik, red). paling
tidak kami bisa membeli televisi dan dapat informasi luar,” pinta salah
seorang petani di hadapan bupati. (dra/ngh)
Sumber : http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/Nunukan/22023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar