Pengadaan Benih Gaharu Secara Generatif
Sumber Gambar: Aat |
Bahan tanaman penghasil gaharu dapat diperoleh melalui upaya
pengembangan dari benih, anakan alam, stump, stek pucuk dan dimungkinkan
dapat dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan.
Bahan generative berupa benih dapat diperoleh dengan memanfaatkan
potensi pohon induk alami yang tersedia dalam kawasan hutan atau di
kebun masyarakat sekitar hutan. Persyaratan untuk memperoleh buah dari
pohon induk alami sebagai berikut :1. Memiliki sifat dan karakter genetik rentan terhadap penyakit pembentuk gaharu
2. Pohon memiliki kematangan sebagai induk yang sehat dan berbuah sepanjang tahun
3. Benih memiliki mutu daya kecambah di atas 80%
Secara teknis, untuk memperoleh benih dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pengumpulan benih
Benih dikumpulkan dengan cara memungut benih yang jatuh atau benih dapat dibantu dengan memasang jarring dibawah tajuk pohon induk. Selain itu, benih dapat diperoleh dengan memanen buah-buah matang fisiologis. Buah matang ditunjukkan apabila pada satuan pohon indukan dijumpai sekitar 10 - 20% buah-buah telah pecah.
Buah hasil pemanenan dikeringkan dilantai. Setelah buah pecah, benih dikumpulkan untuk segera dikecambahkan. Bila benih bersumber dari hutan alam, kelembaban benih harus dijaga dengan bantuan pengemasan benih yang dicampur dengan serbuk gergaji basah.
b. Penyemaian benih
Benih yang diperoleh dari hasil pungut benih jatuh atau hasil panen buah matang, dibersihkan dari kotoran dan dilakukan proteksi dari kemungkinan tercemar oleh penyakit (jamur atau bakteri) dengan membersihkan dan atau merendam dengan pestisida (fungisida atau bakterisida).
Proses penyemaian benih tanaman penghasil gaharu dapat dipola dalam 2 (dua) teknik sebagai berikut :
1). Bak Semai
Siapkan bak semai plastik dan media tumbuh dengan bahan terdiri dari campuran tanah dengan kompos organik (1:2). Aduk secara merata campuran media tumbuh tersebut. Setelah itu, taburkan benih yang telah direndam pestisida/hormone tumbuh, lalu tutup setebal sekitar 1 cm dengan pasir zeolit dan idealnya benih-benih terinokulasi "endomikoriza". Selanjutnya, pelihara benih pada bak semai dengan penyiraman air minimal 1 kali per hari. Biarkan benih-benih tumbuh pada bak semai hingga menghasilkan anakan tingkat semai berdaun 3 - 4 helai.
2). Bedeng Tabur
Dalam skala lapangan, perkecambahan benih dapat dilakukan oleh masyarakat dalam bedeng tabor. Caranya adalah bedeng tabor dibuat dengan ukuran lebar 1 m dan panjang 2 - 3 m atau disesuaikan dengan tersedianya benih. Bedeng taburideal bermediakan campuran tanah, kompos organik, dan pasir halus yang bersih dan steril. Sebelum digunakan, sebaiknya bahan media djemur dibawah terik matahari selama 2 -3 hari. Jangan lupa, tambahkan pestisida melalui penyiraman. Setelah itu, taburkan benih secara merata pada bedeng tabor. Selanjutnya, tutup media dengan ketebalan 1 cm.
Benih yang telah disemai perlu dipelihara dengan baik. Untuk itu dilakukan penyiraman dengan interval 1 kali per hari agar kondisi kelembaban stabil. Tutup bedengan dengan plastik transparan. Setelah benih mulai tumbuh, lepaskan plastik penutup. Biarkan benih-benih tumbuh optimal hingga menghasilkan 3-4 daun.
3). Pemeliharaan bibit semai
Siapkan polibag yang telah diisi media campuran tanah permukaan dengan kompos organik (1:1). Setelah itu, lakukan pencabutan anakan semai, baik dari hasil pertumbuhan pada bak semai atau bedeng tabor, secara hati-hati dan langsung tanamkan ke dalam polibag.
Bibit semai yang sudah ditanam dalam polibag, selanjutnya dipindahkan pada bedeng persemaian atau dalam skala lapangan dibawah sungkup plastik dengan naungan paranet. Usahakan cahaya masuk sekitar 60%. Pelihara hingga anakan mencapai kondisi siap tanam dengan tinggi bibit rata-rata sekitar 30 cm. untuk membantu kecepatan pertumbuhan dapat dibantu dengan perlakuan pemupukan lewat daun. Untuk menghindari kemungkinan gangguan penyakit, lakukan penyemprotan pestisida kimia (fungisida/bakterisida), atau sesuai jenis gangguan dapat digunakan pestisida organik.(aat.Sambas
Sumber : http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pengadaan-benih-gaharu-secara-generatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar