...... Gaharu untuk mengharumkan dunia dan mensejahterakan ......

Senin, 06 Agustus 2012

Pohon Gaharu Masuk Deretan Komiditi Unggulan

Pohon Gaharu Masuk Deretan Komiditi Unggulan

NUNUKAN-Bupati Nunukan Drs Basri sedang gencar-gencarnya menggalakkan masyarakat untuk gemar menanam. Selain membantu program penghijauan lingkungan, aktivitas menanam berbagai jenis tanaman, digadang-gadang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.

“Saya sendiri suka menanam. Bahkan jauh sebelum menjadi bupati. Hal ini saya lakukan bukan untuk mengejar keuntungan. Tapi bagaimana memberi contoh kepada masyarakat bahwa kegiatan menanam itu banyak manfaatnya,” ungkap bupati di sela-sela launching penanaman perdana Kebun Bibit Rakyat (KBD) di Desa Binusan, pagi kemarin (17/2).

Lanjut bupati, pemerintah daerah memberi kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memilih jenis tanaman yang digemari untuk dikembangkan. Entah itu pohon sawit, kakao, karet, gaharu atau tanaman lain yang dianggap cocok untuk masyarakat itu sendiri.
Disampaikan, komoditi unggulan Nunukan masih dipimpin perkebunan kelapa sawit. Disusul kakao, pohon karet dan pohon gaharu.

“Jadi silahkan masyarakat memilih tanaman apa yang paling cocok dan dianggap sesuai untuk dikembangkan. Kalau seperti pohon gaharu ini, saya kira dihalaman rumah pun kita bisa tanam. Yang penting gemar menanam dulu,” ajaknya.

Pria kelahiran Maros, Sulsel ini, turut terobsesi mengembalikan kejayaan Kecamatan Sebatik sebagai daerah penghasil kakao. Sementara Kecamatan Lumbis, pemerintah berkeinginan menghidupkan kembali pengembangan kopi unggulan di wilayah III tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Nunukan Ir Ady Karsono menjelaskan, KBR merupakan program pemerintah berbasis pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan. Program ini disasarkan untuk pemulihan kondisi daerah aliran sungai yang kritis.
“Program ini dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit tanaman hasil KBR ini digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan,” terangnya.

Lanjut diuraikan, pada tahun anggaran 2011 lalu, jumlah kelompok masyarakat yang terpilih mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 50 juta sebanyak 8 unit. Meliputi, 2 unit di Kecamatan Nunukan, 4 unit di Kecamatan Nunukan Selatan, dan Kecamatan Sebatik Barat 2 unit.

Satu unit kelompok KBR wajib menyediakan 50.000 batang bibit. “Tahun lalu, dari 8 unit KBR penerima bantuan, tersedia kurang lebih 400.000 batang bibit yang terdiri dari 93.000 bibit gaharu, 250.000 bibit karet, 40.000 batang jabon dan sisanya 17 batang bibit MPTs,” urai Ady. “Bibit yang bersumber dari KBR berasal dari biji. Bukan okulasi, tempelan atau sambungan,” tambahnya melengkapi.

Dalam kesempatan yang sama ketua kelompok KBR Karya Pemuda, H Senong mengungkapkan, bentuk perhatian pemerintah dibidang perkebunan sudah mulai terlihat. Bahkan pembangunan jalan tani sudah direalisasikan.
Namun sayang, pembangunan jalan tani tersebut tidak terlalu maksimal pengerjaannya. Dia kemudian meminta, dinas kehutanan lebih menegasi rekanan kerja kontraktor untuk memperbaiki kualitas kerja.

Adapula diantara kalangan petani yang hadir kemarin menyampaikan, mereka umumnya sangat membutuhkan lampu penerangan. “Walaupun kami tinggal di hutan, kami juga ingin punya lampu (listrik, red). paling tidak kami bisa membeli televisi dan dapat informasi luar,” pinta salah seorang petani di hadapan bupati. (dra/ngh)

Sumber : http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/Nunukan/22023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar