...... Gaharu untuk mengharumkan dunia dan mensejahterakan ......

Senin, 06 Agustus 2012

Pembangunan Kebun Percontohan GAHARU Sistem Agroforestry di Kecamatan Muara Bengkal Kaltim

proposal gaharu

Proposal Proyek
Pembangunan Kebun Percontohan Sistem Agroforestry di Kecamatan Muara Bengkal

A. Latar Belakang

Tumbuhan penghasil gaharu di Kalimantan Timur didominasi jenis Aquilaria malaccensis, selain itu terdapat pula jenis A. beccariana dan A. microcarpa. Tumbuhan penghasil gaharu yang terdapat di Kaltim diperkirakan lebih dari tiga jenis yang ditemui di daerah Samboja, Muara Wahau, Kota Bangun, Muara Kaman, Tanah Grogot, Sangkulirang dan Malinau serta daerah lain berdasarkan informasi dari pemungut gaharu di hutan alam.

Di Muara Bengkal sendiri pernah dijumpai pohon penghasil gaharu di ladang milik petani, pada ketinggian tanah 500-1000 m dpl, sedangkan untuk jenis A. malacensis dapat tumbuh pada ketinggian 0-1000 m dpl. Pengamatan sebaran Aquilaria spp. yang dilaksanakan oleh Soehartono dan Newton (2000), dari 100 plot yang ada di Kalimantan, 95 plot ditemukan di Kaltim. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa Aquilaria spp. tumbuh tersebar merata di Kaltim dan tidak menutup kemungkinan dapat pula dikembangkan di Muara Bengkal.

Dari hasil penelitian jenis jamur yang berperan dalam proses pembentukan gubal gaharu di Kaltim adalah Fusarium oxysporum dan Acremonium sp. Peneliti di Balai Besar Dipterokarpa (BBD) di Samarinda telah berhasil menularkan jamur Fusarium sp. pada pohon gaharu umur 9 tahun dan pada tahun ke-11 gubal gaharu bisa dipanen. Di Riau pohon gaharu umur 5 tahun sudah bisa diinokulasi dengan catatan batang gaharu sudah berdiameter sekitar 10 cm, yang mana batang pohon dibor terlebih dahulu, lalu ditulari jamur penyebab terbentuknya gubal gaharu.

Dalam prosiding temu usaha gaharu di Samarinda yang disampaikan Direktorat Bina Usaha Perhutanan Rakyat dimuat, bahwa negara yang menjadi tujuan ekspor gaharu Indonesia dalam jumlah besar adalah Eropa, Arab dan Cina. Manfaat gaharu dalam dunia perdagangan antara lain :
1. Sebagai bahan industri obat-obatan, digunakan untuk obat sakit kuning, penenang, sakit ginjal, kanker, obat gosok dan sebagai antibodi
2. Sebagai bahan parfum, digunakan untuk komponen minyak wangi, pengharum ruangan dan setanggi (dupa)
3. Sebagai bahan kosmetik, digunakan untuk rias kulit dan wajah, serta cairan penutup muka (astringent)
4. Kulit batang tumbuhan penghasil gaharu juga dapat digunakan sebagai bahan anyaman seperti tas, topi, keranjang dan tali

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah dan program Gerdabangagri di Kutai Timur turut mengalami perubahan cara pandang, kini masyarakat dipandang sebagai salah satu aktor utama (stakeholder) yang memiliki peran dan fungsi strategis dalam pembangunan. Pelaksanaan pembangunan maupun Gerdabangagri yang berbasis agribisnis dilaksanakan tidak hanya pada daerah-daerah yang mudah terjangkau secara transportasi, tetapi juga dilaksanakan pada daerah yang terisolasi.

Sudah lama diyakini bahwa hutan itu adalah penghasil kayu saja, kayu menyita porsi paling besar masyarakat ketika berbicara tentang hutan. Sekarang ini maraknya penebangan liar (illegal logging) dan masalah-masalah yang diakibatkan, maka perlu dipikirkan dan mengubah paradigma bahwa bisnis kehutanan dengan hasil hutan non kayu dapat memberi hasil real benefit hingga perlu dipahami masyarakat umum. Apalagi dengan penerapan system agroforestry masyarakat tidak hanya menyandarkan produk hasil hutan non kayu saja, ada tanaman perkebunan maupun tanaman pertanian yang bermanfaat dan memberikan tambahan pendapatan. 

Pengembangan gaharu dapat dilakukan melalui berbagai pola pengembangan dengan mengoptimalkan ruang tumbuh hutan dan lahan. Selanjutnya pengembangan budidaya gaharu agar berhasil secara berkelanjutan harus disertai dengan upaya pemberdayaan kelompok tani dengan pengembangan SDM, pemberdayaan permodalan yang sifatnya mendidik, pengembangan kelembagaan dan kemitraan.
B. Tujuan
Maksud pengembangan budidaya gaharu dengan system agroforestry adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan dan melestarikan jenis tanaman penghasil gaharu. Selain itu juga untuk menumbuhkembangkan kemampuan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat petani secara berkelanjutan.
C. Startegi Pengembangan Gaharu Dengan Sistem Agroforestry
Untuk tercapainya tujuan pengembangan budidaya gaharu oleh masyarakat petani perlu suatu strategi, yaitu:
  1. Mengembangkan dan Meningkatkan Produktivitas Lahan Masyarakat Petani
Selain sebagai investasi masa depan, tanaman gaharu juga dapat memulihkan dan memperbaiki penutupan lahan. Gaharu pada umur 5-6 tahun tanaman sudah dapat ditulari jamur yang berperan dalam proses pembentukan gubal gaharu sehingga pada umur 7-8 tahun sudah bisa dipanen secara berkala pada tahun-tahun berikutnya. Untuk menunggu panen gaharu, petani dapat menanam tanaman pertanian di sela tanaman gaharu atau tanaman buah.
  1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Masyarakat Petani
Melaksanakan pembinaan dan pendampingan kepada kelompok tani dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk maju, sehingga lebih tanggap terhadap perubahan yang terjadi. Melaksanakan pembinaan seutuhnya, sehingga terwujud manusia berkualitas yang nantinya ke depan diharapkan mampu melakukan pengelolaan mandiri melalui lembaga seperti koperasi.
  1. Pemberdayaan Kelompok Tani
Pemberdayaan kelompok tani merupakan program pendidikan yang ditujukan kepada petani yang dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan, dengan menerapkan prinsip menolong diri sendiri (self-help) yang berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan pendapatan, sehingga mereka mampu menjangkau sumberdaya, permodalan, teknologi dan pasar.
  1. Pemberdayaan Dalam Permodalan
Diharapkan kepada Pemerintah Daerah ataupun Lembaga yang menjembatani Pemerintah dapat memfasilitasi permodalan awal sebagai simulator dalam pengembangan budidaya gaharu dengan system agroforestry, selain itu juga ke depan Pemerintah diharapkan membantu membuat peraturan yang mengatur kedaerahan antara lain menyangkut penetapan lokasi pengembangan.
  1. Menyelenggarakan Pelatihan/Penyuluhan/Pendampingan
Untuk mempercepat berkembangnya usaha budidaya gaharu dengan system agroforestry, maka diperlukan masyarakat petani yang menguasi teknologi budidaya pengelolaan tanaman gaharu dan pengelolaan pasca panen. Penyuluhan nantinya bisa bekerja sama dengan instansi terkait seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sengata dan mengundang ahli gaharu dari Balai Besar Dipterokarpa di Samarinda ataupun dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Untuk pelatihan dapat dilaksanakan oleh beberapa petani yang terpilih mewakili dengan pendamping dan narasumber yang berpengalaman melakukan penelitian/penanaman gaharu.

Sumber : http://edwinmalacenis.blogspot.com/2009/03/proposal-gaharu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar